Mendidik Melalui Perumpamaan

Kekuatan Perumpamaan dalam Al-Qur’an dan Pembelajaran

Perumpamaan adalah sarana komunikasi yang indah dan mudah dipahami. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perumpamaan diartikan sebagai bentuk bahasa yang membandingkan dua hal untuk memberikan penjelasan atau ilustrasi yang memudahkan pemahaman.

Allah ﷻ banyak menggunakan perumpamaan dalam Al-Qur’an sebagai sarana menyampaikan hikmah dan pelajaran. Perumpamaan ini mampu menggugah hati, menumbuhkan harap, bahkan menghadirkan rasa takut

“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,”(QS. Al-Baqarah: 26)Baca di sini

Perumpamaan dalam Al-Qur’an bertujuan tidak sekadar menghias kata, tetapi membentuk akhlak dan menanamkan nilai pendidikan. Tujuannya antara lain:

1. Memberikan ilustrasi yang konkret.

2. Menumbuhkan motivasi dan semangat.

3. Menggugah emosi seperti takut, harap, atau cinta.

4. Menyampaikan pujian atau peringatan.

5. Mempertajam nalar dan meningkatkan daya pikir.

Nabi Muhammad ﷺ juga sering menggunakan perumpamaan dalam mengajar sahabat. Salah satu contohnya, beliau menyamakan seorang muslim dengan pohon kurma:

“Sesungguhnya ada di antara pepohonan, satu pohon yang tidak gugur daunnya. Ia seperti seorang muslim…”
(HR. Bukhari no. 61 dan Muslim no. 7029)

Perumpamaan menjadikan pelajaran lebih hidup, mengaktifkan daya imajinasi, dan memperdalam pemahaman. Dalam konteks pendidikan, penggunaan perumpamaan sangat bermanfaat untuk menyampaikan pesan moral dan spiritual secara lebih menyentuh dan bermakna.Baca juga2 Cara Nabi ﷺ Mendidik Anak