“Eh, kamu tahu nggak sih, si Fulanah itu sekarang makin aneh aja gayanya…”
Kalimat seperti ini sering terdengar di tongkrongan, di grup WhatsApp ibu-ibu, bahkan di pengajian sekalipun. Tanpa sadar, banyak di antara kita—muslimah, baik di kota maupun desa—terjebak dalam kebiasaan buruk: ghibah alias menggunjing.
Padahal, ghibah bukan perkara sepele. Dalam Islam, ghibah diibaratkan seperti memakan daging saudara sendiri yang sudah mati! Na’udzubillah.
Apa Itu Ghibah?
Ghibah itu sebenarnya membicarakan orang lain di belakangnya—tentang hal-hal yang kalau dia dengar, pasti nggak akan suka. Meskipun apa yang kita omongin itu benar, tetap aja termasuk ghibah. Apalagi kalau ternyata nggak benar, bisa jadi fitnah yang dosanya lebih besar lagi. Makanya, ghibah itu bukan cuma obrolan biasa, tapi dosa serius dalam Islam. Jadi, sebelum cerita soal orang lain, mending pikir-pikir dulu: “Kalau aku yang dibicarain kayak gini, gimana rasanya?”
Ghibah dalam Pandangan Ulama
Para ulama sepakat bahwa ghibah (menggunjing) adalah perbuatan yang diharamkan bagi setiap muslim. Larangan ini ditegaskan secara jelas dalam Al-Qur’an dan as-Sunnah yang shahih.
Allah Ta’ala berfirman:Baca di sini
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
“… Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al-Hujurat: 12)
Makna dan Beratnya Larangan Ghibah
Ayat ini dengan tegas melarang kita untuk melakukan ghibah. Ghibah berarti membicarakan saudara kita mengenai sesuatu yang tidak disukainya jika diketahui orang lain. Bahkan, jika apa yang dibicarakan itu tidak benar, maka perbuatan itu menjadi fitnah dan kebohongan.
Allah menggunakan perumpamaan yang sangat keras untuk menggambarkan buruknya ghibah. Ia diibaratkan seperti memakan daging saudara sendiri yang sudah mati—suatu gambaran yang menjijikkan dan mengerikan. Bayangkan, memakan daging manusia saja sudah menjijikkan, apalagi jika itu adalah saudara seiman.
Hadits tentang Menjaga Lisan
Dalam kitab Shahih Muslim hadits no. 2589 disebutkan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ : ذِكْرُكَ أَخَأكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ اَفَرَاَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنَّ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُولُ فَقَدِاغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ فَقَدْ بَهَتَهُ
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat, “Tahukah kalian apa itu ghibah ?” Para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. “Beliau berkata, “Ghibah ialah engkau menceritakan hal-hal tentang saudaramu yang tidak dia suka” Ada yang menyahut, “Bagaimana apabila yang saya bicarakan itu benar-benar ada padanya?” Beliau menjawab, “Bila demikian itu berarti kamu telah melakukan ghibah terhadapnya, sedangkan bila apa yang kamu katakan itu tidak ada padanya, berarti kamu telah berdusta atas dirinya”Baca di sini
Makna Hadis
Hadis ini menjelaskan dengan sangat gamblang apa yang dimaksud dengan ghibah dalam Islam. Kadang orang salah paham dan mengira bahwa membicarakan keburukan orang lain itu hanya disebut ghibah kalau isinya bohong. Padahal tidak demikian.
✅ Kalau yang dibicarakan itu memang benar, tapi tidak disukai oleh orang yang dibicarakan → tetap ghibah
❌ Kalau ternyata tidak benar, maka selain ghibah, itu juga menjadi fitnah—yang dosanya jauh lebih besar.
Pelajaran dari Hadis Ini
-
Ghibah itu menyakitkan, bahkan meskipun yang kita sampaikan benar.
-
Menjaga lisan adalah salah satu bentuk akhlak mulia dalam Islam.
-
Islam sangat menjaga kehormatan dan harga diri setiap muslim, baik saat hadir maupun tidak.
-
Rasulullah ﷺ mengajarkan kepada kita standar adab berkomunikasi, bukan hanya apa yang dikatakan, tapi juga bagaimana dan dalam kondisi apa itu disampaikan.
-
Hadis ini juga mengajarkan sikap hati-hati dan empati: sebelum berbicara tentang orang lain, tanyakan pada diri kita, “Kalau aku dibicarakan seperti ini, apakah aku ridha?”Baca juga 2 Cara Nabi ﷺ Mendidik Anak
Kenapa Ghibah Sering Terjadi?
Beberapa alasan kenapa ghibah mudah dilakukan:
– Tidak sadar bahwa yang dibicarakan termasuk ghibah
– Merasa lebih baik dari orang yang digunjing
– Ingin mencari topik obrolan yang seru
– Lingkungan pertemanan yang terbiasa membicarakan orang lain
– Adanya sakit hati atau iri terhadap orang yang dibicarakan
Kadang, ghibah terasa “ringan” dan bahkan dianggap lucu atau seru. Padahal itu bisa menghapus pahala kebaikan kita, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
Muslim meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Shahihnya no. 2581 dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda.
أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوْاالْمُفْلِسُ فِيْنَا يَا رَسُو لَ اللَّهِ مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ قَالَ رَسُو لَ اللَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُفْلِسُ مِنْ أُمَّيِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَتِهِ وًِصِيَامِهِ وِزَكَاتِهِ وَيَأتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَاَكَلاَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَيَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُحِذَ مِنْ خَطَايَاهُم فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرحَ فِي النَّارِ
“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut ? Para sahabat pun menjawab, ‘Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda. ‘Beliau menimpali, ‘Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa dan zakat, akan tetapi, ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka”.Baca di sini
Dampak Buruk Ghibah
- Mendatangkan dosa besar
- Merusak ukhuwah (persaudaraan)
- Menjadi kebiasaan buruk yang menular
- Membuat hati keras dan jauh dari ketenangan
- Menghapus pahala amal baik
Solusi agar Tak Mudah Mengghibah
- Tumbuhkan rasa takut kepada Allah
Ingat bahwa setiap ucapan akan dipertanggungjawabkan di akhirat. - Sibukkan diri dengan hal yang bermanfaat
Misalnya, membaca buku, belajar ilmu agama, atau mengurus keluarga. - Bergaul dengan orang shalihah
Teman yang baik akan mengingatkan ketika kita salah bicara. - Gunakan lisan untuk hal baik
Kalau tidak bisa berkata baik, lebih baik diam. - Ingatkan sesama teman dengan lembut
Saat mulai terdengar ghibah, alihkan pembicaraan. Jangan ikut larut. - Perbanyak dzikir dan istighfar
Agar hati tetap bersih dan terjaga dari niat buruk.
Penutup
Wahai muslimah, lisanmu adalah amanah. Jangan biarkan kebiasaan yang tampak ringan justru menjerumuskanmu ke dalam dosa besar. Mari bersama-sama saling mengingatkan, saling menjaga, dan menjadi muslimah yang bijak dalam berbicara.
Karena keindahan seorang wanita bukan hanya dari penampilannya, tapi juga dari lisannya yang terjaga dan hatinya yang bersih.
Referensi
-
Al-Qur’anul Karim
-
Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali. Syarah Riyadhush Shalihin. Pustaka Imam Asy-Syafi’i, hlm. 3–8.
-
Almanhaj. Menjaga Lisan Agar Selalu Berbicara Baik. Diakses dari: https://almanhaj.or.id/3197-menjaga-lisan-agar-selalu-berbicara-baik.html
-
TafsirWeb. Surat Al-Hujurat Ayat 12. Diakses dari: https://tafsirweb.com/9782-surat-al-hujurat-ayat-12.html
Bogor, 28 Juli 2025
Ummu Harits