Deep Learning: Dua Makna

Deep Learning: Dua Makna

📚 Deep Learning Michael Fullan vs Deep Learning AI: Serupa Nama, Berbeda Makna

Ketika kita mendengar istilah “Deep Learning”, pikiran kita mungkin langsung tertuju pada teknologi canggih: kecerdasan buatan, robot, dan sistem otomatis. Namun, bagi para pendidik dan praktisi pendidikan seperti Michael Fullan, Deep Learning memiliki makna yang sangat berbeda—lebih manusiawi, lebih mendalam, dan jauh dari sekadar teknologi.

Lalu, apa sebenarnya perbedaan antara Deep Learning versi Michael Fullan dan Deep Learning versi AI?


1. 🎓 Deep Learning Menurut Michael Fullan: Pembelajaran Bermakna untuk Masa Depan

Michael Fullan, seorang pakar pendidikan dunia, memperkenalkan New Pedagogies for Deep Learning (NPDL) sebagai pendekatan transformasional dalam pembelajaran. Deep Learning dalam konteks ini adalah strategi untuk mengembangkan kompetensi dan karakter siswa yang dibutuhkan di abad 21.Baca di sini

âś… Ciri-Ciri Deep Learning versi Michael Fullan:

  • Berbasis kompetensi 6C (Six Global Competencies):

    • Character (karakter)

    • Citizenship (kewarganegaraan)

    • Collaboration (kolaborasi)

    • Communication (komunikasi)

    • Creativity (kreativitas)

    • Critical thinking (berpikir kritis)

  • Menekankan pada pembelajaran bermakna, kolaboratif, dan kontekstual

  • Guru berperan sebagai fasilitator, bukan pusat pengetahuan

  • Fokus pada transformasi pembelajaran, bukan sekadar transfer informasi

🎯 Tujuannya:

Membentuk pelajar yang siap menghadapi tantangan global, tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga bijak secara sosial dan spiritual.Baca juga 2 Cara Nabi ﷺ Mendidik Anak


2. 🤖 Deep Learning dalam Kecerdasan Buatan (AI): Pembelajaran Mesin Tingkat Lanjut

Sebaliknya, dalam dunia teknologi dan AI, Deep Learning adalah cabang dari Machine Learning yang menggunakan struktur algoritma berlapis (neural networks) untuk mengolah data secara kompleks. Ini adalah mesin belajar yang “meniru” cara otak manusia bekerja.

âś… Ciri-Ciri Deep Learning versi AI:

  • Menggunakan neural networks (jaringan saraf tiruan)

  • Digunakan untuk pengenalan wajah, suara, teks, dan gambar

  • Mampu melakukan klasifikasi, prediksi, dan otomatisasi berdasarkan big data

  • Contoh: ChatGPT, Google Translate, deteksi kanker, mobil otonom

🎯 Tujuannya:

Menghasilkan sistem komputer yang mampu belajar dan mengambil keputusan tanpa diprogram secara eksplisit.

Foto by : pixbay


🔍 Tabel Perbandingan Ringkas

Aspek Deep Learning (Michael Fullan) Deep Learning (AI)
Bidang Pendidikan Teknologi / Komputasi
Fokus Pengembangan karakter & kompetensi siswa Pengolahan data dan pembelajaran mesin
Tujuan Membentuk pelajar utuh & adaptif Meningkatkan kecerdasan sistem komputer
Pendekatan Pedagogis, holistik, humanis Algoritmis, teknis, berbasis data
Aktor utama Guru dan siswa Mesin / program AI
Contoh Implementasi Proyek kolaboratif, refleksi, PBL ChatGPT, Siri, mobil Tesla, deteksi wajah

💡 Kesimpulan: Dua Dunia, Dua Fungsi — Bisa Saling Mendukung

Walaupun berasal dari dua ranah yang berbeda—pendidikan dan teknologi—keduanya dapat berjalan berdampingan. Deep Learning ala Fullan bisa diperkuat oleh AI Deep Learning, misalnya:

  • AI digunakan untuk memberikan umpan balik cepat

  • AI membantu guru menyusun materi personalisasi

  • Guru memanfaatkan AI sebagai alat, namun tetap mengutamakan nilai, empati, dan karakter siswa

Sebaliknya, agar teknologi AI bermanfaat secara etis dan positif, perlu siswa dan guru yang berkarakter kuat, kritis, dan berorientasi nilai—ciri khas Deep Learning ala Fullan.


✨ Penutup

Memahami perbedaan ini penting agar kita tidak terjebak dalam euforia teknologi tanpa memperhatikan nilai-nilai pendidikan sejati. Deep Learning dalam teknologi memang hebat, namun Deep Learning dalam pendidikan jauh lebih mendalam—karena ia menyentuh hati, membentuk jiwa, dan mempersiapkan generasi masa depan yang bukan hanya pintar, tapi juga benar.

Dalam pandangan Islam, pendidikan bukan sekadar transfer ilmu, tapi juga tarbiyah—pembentukan akhlak, iman, dan adab. Seperti sabda Nabi ď·ş, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” Maka, biarlah teknologi menjadi alat, bukan tujuan. Mari kita teguhkan peran sebagai guru dan pendidik yang bukan hanya mencerdaskan, tapi juga menanamkan taqwa dalam hati para pelajar.

🌱 Karena pendidikan sejati adalah yang menumbuhkan iman dan ilmu dalam satu tarikan nafas.


Bogor, 03 Agustus 2025
Ummu Harits