Kebutuhan dan Daya Tarik Deep Learning
Di Tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, dari krisis relevansi pendidikan hingga gejolak sosial yang mempengaruhi generasi muda, muncul kebutuhan mendesak akan pendekatan pembelajaran yang lebih bermakna, menyeluruh, dan menyentuh hati. Salah satu pendekatan yang mulai dikenal luas adalah deep learning atau pembelajaran mendalam
Menariknya prinsip – prinsip dalam deep learning sejatinya telah lama hadir dalam nilai – nilai Islan sejak 1400 tahun lalu, sebagaimana dituntunkan Al Quran dan as Sunnah.
Mengapa Pendidikan Butuh Transformasi?
Banyak peserta didik hari ini merasa sekolah adalah tempat yang membosankan, tidak bermakna, dan jauh dari kehidupan nyata.Mereka terjebak dalam system yang berfokus paeda nilai ujian, bukan pada Pembangunan karakter dan pemahaman hakiki.
Padahal, Islam memandang ilmu bukan sekadar alat, melainkan jalan menuju taqwa dan kebijaksanaan. Allah Ta’ala berfirman:
Surat Fatir Ayat 28
وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلْأَنْعَٰمِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَٰٓؤُا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
Artinya: Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari’ah Universitas Qashim – Saudi Arabia
1 ). Allah ta’ala berfirman dalam surat Fatir: { إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَٰٓؤُا۟ } “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”, dan berfirman dalam suraha al-Bayyinah: { أُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ خَيْرُ ٱلْبَرِيَّةِ } “mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” { ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِىَ رَبَّهُۥ } “Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” [Al-Bayyinah : 7-8]. Kedua ayat ini menjelaskan: bahwasanya Ulama adalah orang-orang yang takut kepada Allah ta’ala, dan orang-orang yang takut kepada Allah adalah sebaik-baik ciptaan. Dengan demikian menjadi jelas bahwa ulama adalah sebaik-baik ciptaan.
2 ). Hanya hamba-hamba-Nya yang berilmu saja yang bertakwa kepada Allah. Jika seseorang ingin mengetahui bahwa ilmu yang dimilikinya bermanfaat, maka hendaknya ia melihat bagaimana ilmu tersebut mematahkan hatinya untuk Allah. Jika ia mendapati bahwa rasa takutnya kepada Allah dan ilmunya kepada-Nya bertambah, dan hilanglah gelombang kesombongan darinya, maka dia mendapat manfaat dari ilmunya.( 1 )
Artinya, ilmu yang sejati bukan hanya mengisi kepala, tetapi membentuk amaliyah hati dan perilaku mulia dalam kehidupan sehari – hari.
Apa Itu Deep Learning?
Pembelajaran mendalam (deep learning) memiliki sifat dan cakupan yang berbeda dari inovasi pendidikan mana pun yang pernah dicoba sebelumnya. Ia mengubah hasil pembelajaran, dalam hal ini enam kompetensi global (6C): karakter, kewarganegaraan, kolaborasi, komunikasi, kreativitas, dan berpikir kritis; serta mengubah proses pembelajaran dengan memfokuskan pada hal-hal yang bermakna secara pribadi maupun kolektif, dan mendalaminya dengan cara yang selamanya mengubah peran siswa, guru, keluarga, dan pihak-pihak lainnya.( Michael Fullan, 2017: 16)( 2 )
Deep learning adalah pendekatan pendidikan yang mendorong siswa untuk:
- Belajar dengan makna, bukan hanya hafalan
- Mengembangkan karakter, kolaborasi. kreativitas, dan komunikasi
- Mengasah pemikiran kritis dan keterlibatan aktif
- Menemukan tujuan dan nilai dari setiap pembelajaran
Ini sangat selaras dengan nilai-nilai Islam yang menekankan niat yang benar, penggunaan akal secara mendalam, serta tanggung jawab sosial.
Pendidikan Bermakna dalam Al-Qur’an dan Sunnah
- Belajar untuk memperbaiki diri dan masyarakat menuju kehidupan dunia dan akhirat yang lebih baik
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim)
Pendidikan seharusnya tidak hanya mencetak manusia cerdas secara akademik, tapi juga beradab, bertanggung jawab, bermanfaat bagi diri sendiri dan umat.
2.Karakter Lebih Utama daripada Nilai Akademik
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad)
Maka, deep learning yang menekankan pembentukan karakter (character) sangat sejalan dengan misi kenabian.Baca juga 2 Metode Rasulullah ﷺ Dalam Mendidik Anak
3.Berpikir Kritis & Menggunakan Akal
Allah berulang kali menyeru manusia dalam Al-Qur’an:
“Afala ta’qilun?” – Apakah kamu tidak berpikir?”
Ini menunjukkan Islam sangat mendorong umatnya untuk berpikir mendalam, menghubungkan ilmu dengan iman, serta menyimpulkan hikmah dari kehidupan—inti dari pendekatan deep learning.
Kekuatan Tarikan Deep Learning
Di zaman penuh distraksi dan kecemasan ini, anak-anak kita sangat membutuhkan pendekatan pendidikan yang:
- Menyentuh akal dan hati
- Memberi mereka rasa memiliki terhadap ilmu
- Membantu mereka mengenal diri dan peran hidupnya
Jika tidak, mereka bisa terjebak dalam jalan pintas: dunia digital, pelarian sosial, bahkan maksiat. Maka kita harus menghadirkan pendidikan yang menarik, menggugah, dan menggiring mereka kepada kebaikan—bukan sekadar mengejar ijazah.
Kesimpulan: Deep Learning dalam Bingkai Islam
Deep learning bukan sekadar tren pendidikan modern. Ia adalah pintu menuju pembelajaran yang sejalan dengan maqashid syariah: menjaga akal, agama, jiwa, harta, dan keturunan. Ia mendorong lahirnya generasi yang berilmu, beriman, dan berakhlak—yang tidak hanya cerdas di dunia, tapi juga siap untuk akhirat. Baca juga Mendidik Melalui Perumpamaan
Saatnya mengembalikan ruh pendidikan Islam: dari pembelajaran dangkal menuju pemahaman mendalam, dari pengetahuan kosong menuju cahaya ilmu yang menuntun kepada Allah.
Ummu Harits
Bogor, 22 Juli 2025
( 1 ) https://tafsirweb.com/7894-surat-fatir-ayat-28.html#arrow-down
( 2 ) https://michaelfullan.ca/books/deep-learning-engage-the-world-change-the-world/