7 Tips  Parenting Muslimah

7 Tips Parenting Muslimah

Menjadi seorang ibu adalah amanah mulia yang Allah ﷻ titipkan. Setiap langkah dalam mendidik anak akan bernilai ibadah jika dijalankan sesuai Al-Qur’an dan Sunnah. Bagi ibu Muslimah, parenting bukan sekadar mengasuh, tapi membimbing buah hati agar tumbuh menjadi generasi shalih dan shalihah. Yuk, kita pelajari bersama 7 tips parenting Islami yang insyaAllah bisa menjadi bekal berharga dalam perjalanan mendidik anak.

1. Perbanyak Doa untuk Anak

  • Doa merupakan faktor utama dalam mendidik anak menjadi shalih. Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa “Doa orang tua termasuk yang mustajab.”

Yang jelas doa orang tua pada anaknya adalah doa yang mustajab. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Ada tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang terzalimi.” (HR. Abu Daud no. 1536, Ibnu Majah no. 3862 dan Tirmidzi no. 1905. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

  • Amalkan doa Nabi Ibrahim: “Robbi hablii minash shoolihiin”, dan Nabi Zakariya: “Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan”

Doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam,

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

Robbi hablii minash shoolihiin” [Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100).

Doa Nabi Zakariya ‘alaihis salaam,

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

“Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’” [Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa] (QS. Ali Imron: 38).

2. Perbaiki Diri & Jadilah Teladan yang Saleh

  • Anak cenderung mengikuti jejak orang tua. Salaf berkomitmen memperbaiki ibadah demi kebaikan anaknya; seperti Sa’id bin Al-Musayyib yang meningkatkan jumlah shalatnya “karena muarahknya (anak)”

Sa’id bin Al-Musayyib pernah berkata pada anaknya,

لَأَزِيْدَنَّ فِي صَلاَتِي مِنْ أَجْلِكَ

“Wahai anakku, sungguh aku terus menambah shalatku ini karenamu (agar kamu menjadi shalih, pen.).” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1: 467)

  • Kisah anak yatim yang ayahnya shalih menjadi contoh bagaimana doa dan kebaikan generasi diteruskan

Bukti lain pula bahwa keshalihan orang tua berpengaruh pada anak, di antaranya kita dapat melihat pada kisah dua anak yatim yang mendapat penjagaan Allah karena ayahnya adalah orang yang shalih. Silakan lihat dalam surat Al-Kahfi,

وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا

Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang shalih.” (QS. Al-Kahfi: 82).

‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz pernah mengatakan,

مَا مِنْ مُؤْمِنٍ يَمُوْتُ إِلاَّ حَفِظَهُ اللهُ فِي عَقِبِهِ وَعَقِبِ عَقِبِهِ

“Setiap mukmin yang meninggal dunia (di mana ia terus memperhatikan kewajiban pada Allah, pen.), maka Allah akan senantiasa menjaga anak dan keturunannya setelah itu.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1: 467)

3. Edifikasi Agama Sejak Dini

  • Ajarkan shalat sejak usia dini dan beri pendidikan agama lengkap, termasuk adab makan dan nilai-nilai dasar Islam

Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata,

أدب ابنك فإنك مسؤول عنه ما ذا أدبته وما ذا علمته وهو مسؤول عن برك وطواعيته لك

“Didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan dimintai pertanggungjawaban mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu.”(Tuhfah al Maudud hal. 123).

  • Contoh pembelajaran adab makan: “Bismillah, makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah yang di dekatmu.”

Tentang adab makan diperintahkan untuk diajarkan. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendidik ‘Umar bin Abi Salamah adab makan yang benar. Beliau berkata pada ‘Umar,

يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ

Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah (bacalah bismillah) ketika makan. Makanlah dengan tangan kananmu. Makanlah yang ada di dekatmu.” (HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022)

Baca juga 2 Cara Nabi ﷺ Mendidik Anak

4. Mendidik dengan Tauhid dan Fitrahnya

  • Setiap anak dilahirkan dengan fitrah (kesadaran tauhid), sehingga orang tua berperan penting membimbing agar tidak menyimpang dari jalan kebenaran.

  • Manusia secara alamiah membawa Aqidah; tugas guru dan ibu adalah menguatkannya.

5. Ajarkan Tauhid Sejak Dini

Usia dini  saat terpenting untuk penanaman  akidah karena saat itu fitrah anak masih bersih. Ibarat memahat di atas kayu, begitulah saat mengajarkan ilmu di usia belia. Inilah tanggung jawab ayah ibu dan para guru agar anak tumbuh di atas fitrah yang lurus.

Akidah merupakan kunci kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Para nabi dan rasul pun telah menyeru kepada anak pada akidah yang lurus dengan menanamkan pemahaman akidah sejak dini.Penanaman akidah sejak dini juga merupakan cara ampuh untuk membentengi anak dari pengaruh kesyirikan.

Firman Allah,

وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلاَ تَمُوتُنَّ إَلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata), ‘Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.’” (QS. Al-Baqarah: 132)

6. Terapkan Parenting dengan Adab dan Keteladanan

  • Anak belajar dari teladan: ibadah, adab, akhlak, dan perilaku orang tua menjadi pelajaran utama.

  • Pastikan apa yang diajarkan juga dibuktikan melalui tindakan nyata sehari-hari.

7. Ciptakan Lingkungan Islami yang Teratur

  • Pembiasaan seperti shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an, dan doa sehari-hari menguatkan nilai keislaman di keluarga.

  • Penerapan konsisten terhadap adab dan ibadah di rumah menumbuhkan karakter Islami secara alami.

📖 Dalil Al-Qur’an

Allah ﷻ berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
(QS. At-Tahrim: 6)

👉 Ayat ini menjadi landasan utama bahwa orang tua, khususnya ibu, memiliki kewajiban menjaga anak-anaknya dengan mendidik mereka agar selamat dunia dan akhirat.

🕌 Hadis Nabi ﷺ

Abdullah bin Umar -raḍiyallāhu ‘anhumā- meriwayatkan, Rasulullah ﷺ bersabda,
“Kalian semua adalah pemimpin, dan akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Seorang amir yang mengurus banyak orang adalah pemimpin dan akan ditanya tentang mereka. Laki-laki adalah pemimpin di dalam keluarganya dan akan ditanya tentang mereka. Wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan anak-anaknya dan akan ditanya tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin pada harta majikannya dan akan ditanya tentang itu. Jadi, setiap kalian adalah pemimpin, dan kalian semua bertanggung jawab atas yang dipimpin.” [Shahih]  [ Muttafaq
-alaih] [Sahih Bukhari – 2554]

👉 Hadis ini menegaskan bahwa orang tua adalah pemimpin bagi anak-anaknya, dan akan ditanya di hadapan Allah tentang amanah pendidikan tersebut.

Baca juga Mendidik Melalui Perumpamaan


Penutup

Menjadi seorang ibu Muslimah adalah amanah besar sekaligus ladang pahala yang tak ternilai. Anak-anak kita adalah titipan Allah ﷻ yang harus dibimbing dengan doa, teladan, dan pendidikan sesuai Al-Qur’an dan Sunnah. Dengan mengamalkan 7 tips parenting Islami ini—mulai dari memperbaiki diri, menanamkan tauhid sejak dini, hingga membangun lingkungan rumah yang Islami—insya Allah kita dapat mencetak generasi yang shalihah, beradab, dan berpegang teguh pada ajaran Islam.

Ingatlah, setiap langkah kecil yang kita lakukan dalam mendidik anak, bila ikhlas karena Allah, akan bernilai ibadah. Semoga Allah ﷻ menjadikan anak-anak kita penyejuk hati (qurrata a’yun) dan penerus perjuangan umat Islam.

✨ Yuk, jadikan rumah kita madrasah pertama yang penuh cinta, doa, dan cahaya iman.

Bogor, 16 Agustus 2025

Ummu Harits

Daftar Referensi

Al-Qur’anul Karim.

Al-‘Amir, N. K. (1990). Tarbiyah Rasulullah. Jakarta: Gema Insani.

Rumaysho. (2017, November 30). Bagaimana mencetak anak shalih. Retrieved from https://rumaysho.com/12012-bagaimana-mencetak-anak-shalih.html

Muslim.or.id. (2016, Januari 18). Pendidikan anak tanggung jawab siapa. Retrieved from https://muslim.or.id/20835-pendidikan-anak-tanggung-jawab-siapa.html

Fakultas Ilmu Sosial UII. (2024, November 22). Islamic parenting: Pentingnya pendidikan anak berbasis fitrah. Retrieved from https://fis.uii.ac.id/blog/2024/11/22/islamic-parenting-pentingnya-pendidikan-anak-berbasis-fitrah/

Muslimah.or.id. (2017, Juni 7). Mengajarkan akidah sejak dini. Retrieved from https://muslimah.or.id/11298-mengajarkan-akidah-sejak-dini.html